Sejak tahun 2016 sistem kebijakan anggaran berubah dari money follow function ke money follow program. Sistem yang baru ini dianggap lebih efektif dan efisien karena setiap anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat sesuai dengan tema pembangunan dan prioritas nasional. Untuk mendukung sistem baru ini, Bapeda Majene membuat inovasi dengan mendirikan Laboratorium Informasi Geospasial ( Lab 4 G ).
Kebijakan money follow program berdampak pada perencanaan, dimana kebijakan tersebut disusun berdasarkan pendekatan perencanaan Tematik – Holistik , Integratif, dan Spasial. Sementara, saat ini, Kabupaten Majene belum memiliki data yang berbasis Geospasial yang dapat digunakan sebagai rujukan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan sesuai dengan pola pendekatan yang baru. Sehingga LAB 4 G merupakan salah satu solusi yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan dan evaluasi pembangunan Daerah kedepannya.
Bupati Majene meresmikan LAB 4 G Bapeda Kabupaten Majene dalam rangkaian kegiatan pembukaan sistem akuntabilitas kinerja instansi (SAKIP) Pemkab Majene yang dilaksanakan di hotel Ibis Makassar, Ahad ( 29/07/2018) lalu. LAB 4 G merupakan Inovasi Bapeda melalui Subbid Pemerintahan dan Otonomi Daerah pada Bidang Pemerintahan, Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Makro (P3EM).
Tujuan dibentuknya LAB 4 G ini adalah untuk mengelola dan menganalisis data-data Geospasial menjadi Informasi Geospasial yang dapat dijadikan rujukan dalam pengambilan kebijakan, serta menjadikan Majene sebagai simpul jaringan Nasional yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Adapun manfaat dari LAB 4 G ini adalah: mengoptimalkan perencanaan, pengendalian dan evaluasi yang efektif dan efisien serta menjadi sharing informasi antar pemangku kepentingan.
Output jangka pendek yang dihasilkan oleh tim LAB 4 G saat ini adalah menyediakan peta tematik pendidikan dan kesehatan di Kecamatan Banggae Timur, tim LAB 4G ini bersama OPD terkait akan meneruskan membuat peta tematik di berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan Stakeholder di seluruh kecamatan.
Dalam pengoperasian sistem ini, pengguna tinggal mengklik obyek yang dipilih yang sudah terpampang dalam peta maka akan keluar data yang dimiliki obyek yang dimaksud. Misalnya, pengguna mengklik salah satu sekolah maka akan keluar data sekolah tersebut, mulai dari jumlah siswa, jumlah bangunan (termasuk bangunan yang masih layak dan tidak layak), data jumlah guru, lokasi sekolah, dls.
Dengan sistem berbasis Quantum GIS ini maka permintaan data dapat segera dipenuhi hanya dengan melalui jaringan di LAB 4 G tanpa harus memintanya terlebih dahulu ke obyek yang diinginkan. Aco Firzam, pencetus LAB 4 G ini berharap, pengerjaan program ini dapat berkelanjutan sehingga seluruh data terintergasi ke dalam sistem. Dengan begitu, sistem perencanaan dan evaluasi pembangunan akan sesuai sistem kebijakan anggaran money follow program.
“Harapan kami selaku reformer agar LAB 4 G ini mendapat dukungan pembiayaan pada APBD kabupaten Majene di masa yang akan datang,” kunci Aco Firsam, pencetus LAB 4 G saat ditemui di ruang LAB 4 G.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar